Durasi

Tema : Kemanusiaan

Oleh : Eza Azerila


_

Pondok Pancasila – Pengantar :

Hidup ini bukan tentang seberapa panjang umurmu tapi tentang seberapa berkualitas yang kamu sumbangkan selama kau bernapas

Engkau hanya mengalami lima masa hidup. Subuh, zuhur, Asar, magrib dan isya.

Subuh adalah saat engkau lahir. Subuh membelah waktu dari kematian kepada kehidupan. Dari kegelapan ke terang benderang. Dari ketidak tahuan kepada pengetahuan.

Zuhur adalah saat semua terlihat begitu terang. Saat akalmu mulai tumbuh dan berpikir. Karnanya kamu dapat melihat dan membedakan segala yang kamu lihat. Mereka yang tidak menggunakan logikanya dalam hidupnya tidak pernah menikmati waktu zuhurnya.

Asar adalah saat matamu mulai rabun. Rambutmu mulai memutih. Tulangmu merapuh. Pikiranmu melemah. Tubuhmu meringkih. Waktu asar mengantarmu ke waktu magrib.

Magrib adalah saat terbenamnya matahari. Saat terbenamnya kesadaranmu. Saat tenggelamnya pikiran cemerlangmu. Saat semua menjelang menjadi gelap total.

Isya adalah saat dirimu tak lagi dapat melihat dan dilihat. Saat engkau sudah menjadi seonggok sejarah.

Anak-anakmu yang masih balita sedang mengalami waktu subuh mereka. Putra-putrimu yang remaja sedang menggairahi waktu zuhur. Adapun dirimu sudah mulai senja di waktu asar. Tak lama lagi engkau memasuki magrib lalu sempurna menjadi buku sejarah.

Demi waktu Asar. Sungguh manusia itu makhluk kerugian. Kecuali mereka yang menyadari makna hidup dalam ketuhanan yang karnanya mereka melakukan karya-karya luhur kemanusiaan. Mereka saling berbagi ilmu berkebenaran dan mereka saling berbagi kebaikan penuh ketabahan dan kesabaran.

Pengetahuan

Paket : Edukasi

Tema : Pengantar Logika

Oleh : Abrahami

Catatan : Eza Azerila

___________

Pondok Pancasila – Bicara pengetahuan hanya bicara soal subjek dan objek. Soal pelaku dan yang diperlakukan. Bahwa objeknya bersifat material atau non-material itu bukan masalah. Yang penting pengetahuan butuh objek.

Subjek pengetahuan adalah jiwa. Jiwa dengan kelengkapan alat-alatnya ; indera, imajinasi dan akal. Objek pengetahuan disebut perantara atau korespondensi. Syarat pengetahuan adalah metodis, sistematis, dan universal yang darinya lahir teori.

Pengetahuan di atas di mana subjeknya (interior) dan objeknya (eksterior) disebut pengetahuan korespondensi atau pengetahuan dengan perantara.

Selain pengetahuan korespondensi adalah pengetahuan presensi. Pengetahuan presensi adalah subjek dan objeknya satu : diri atau jiwa. Syarat pengetahuan presensi atau hudluri ini adalah kesadaran intuisi.

Akal Lahirkan Kebijaksanaan

Paket : Edukasi

Tema : Kebijaksanaan

Pondok Pancasila

Hikmat Kebijaksanaan

Kekayaan yang paling besar adalah akal.

Akal (kecerdasan) tampak melalui pergaulan, sedangkan kejahatan seseorang diketahui ketika dia berkuasa.

Akal adalah raja, sedangkan tabiat adalah rakyatnya. Jika akal lemah untuk mengatur tabiat itu, maka akan timbul kekacauan padanya.

Akal lebih diutamakan daripada hawa nafsu karena akal menjadi­kanmu sebagai pemilik zaman, sedangkan hawa nafsu memperbu­dakmu untuk zaman.

Makanan pokok tubuh adalah makanan, sedangkan makanan pokok akal adalah hikmah. Maka, kapan saja hilang salah satu dari kedua­nya makanan pokoknya, binasalah ia dan lenyap.

Duduklah bersama orang-orang bijak, baik mereka itu musuh atau teman, akal bertemu dengan akal.

Tidak ada harta yang lebih berharga daripada akal.

Pertalian yang paling berharga adalah akal yang berpasangan de­ngan kemujuran.

Adab adalah gambaran dari akal.

Jika akal dibiarkan menjadi kendali, tidak tertawan oleh hawa nafsu, atau melampaui batas agama, atau fanatik terhadap nenek moyang, niscaya hal itu akan mengantarkan pelakunya pada keselamatan.

Jika engkau hendak menutup sebuah kitab, maka hendaklah eng­kau teliti kembali kitab itu. Karena sesungguhnya yang kau tutup adalah akalmu.

Jika Allah hendak menghilangkan nikmat dari seorang hamba-Nya, maka yang pertama kali diubah dari hamba-Nya itu adalah akal­nya.

Akal adalah naluri, sedangkan yang mengasuhnya adalah berbagai pengalaman. Akal adalah buah pikiran pengetahuan yang sebelumnya ti­dak diketahui. Ruh adalah kehidupan badan, sedangkan akal adalah kehidupan ruh. Akal adalah rekaman terhadap berbagai pengalaman.

Rasulmu adalah juru terjemah akalmu.

Pahamilah kabar jika kalian mendengarnya dengan akal yang pe­nuh dengan pemahaman, bukan akal yang sekadar meriwayatkan. Sesungguhnya periwayat ilmu banyak jumlahnya, sedangkan yang memahaminya sedikit.

Orang yang berakal bersaing dengan orang-orang saleh agar dapat menyusul mereka, dia ingin sekali dapat berserikat dengan mereka karena kecintaannya terhadap mereka-meskipun amalnya tidak mampu menyamai mereka.

Orang berakal, jika berbicara dengan suatu kalimat, maka ikut ber­samanya hikmah dan nasihat.

Orang yang paling bijak akalnya dan yang paling sempurna keuta­maannya adalah yang mengisi hari-harinya dengan perdamaian, bergaul dengan saudara-saudaranya dengan rekonsiliasi, dan mene­rima kekurangan zaman.

Tidaklah patut bagi orang yang berakal kecuali berada dalam salah satu dari dua kondisi ini, yaitu berada dalam cita-cita yang paling (hubungan individu dengan masyarakat) tinggi untuk mencari dunia, atau berada dalam cita-cita yang pa­ling tinggi untuk meninggalkannya.

Tidaklah layak bagi seorang yang berakal untuk menuntut ketaatan orang lain (terhadapnya), sedangkan ketaatannya terhadap dirinya sendiri ditolak.

Orang yang berakal adalah orang yang mencurigai pendapatnya sendiri dan tidak mempercayai apa yang dipandang baik oleh diri­nya. Orang yang berakal adalah yang menjadikan pengalaman-peng­alaman (hidup) sebagai nasihat baginya.

Sesungguhnya perkataan orang-orang berakal, jika benar, maka ia adalah obat namun jika salah, maka ia adalah penyakit.

Permusuhan orang-orang pintar adalah permusuhan yang paling berat dan paling berbahaya karena ia hanya terjadi setelah didahului dengan hujah dan peringatan, karna setelah tidak mungkin lagi ada perdamaian di antara keduanya.

Sesungguhnya sesuatu yang tidak disukai (kesialan) memiliki ba­tas yang pasti akan berakhir. Oleh karena itu, seorang yang berakal hendaknya bersikap tenang sampai kesialan itu hilang (berlalu dengan sendirinya). Sebab, menghindar darinya sebelum habis waktu­nya hanya akan menambah kesialannya.

Orang yang paling disukai oleh orang berakal adalah musuhnya juga berakal. Sebab, jika musuhnya itu berakal, maka dia akan me­rasa aman dari kejahatannya.

Celaan orang-orang yang berakal lebih berat dari pada hukuman seorang penguasa.

Permulaan pendapat orang berakal adalah akhir pendapat orang bodoh.

Bagi orang yang berakal, hidup dalam kesusahan bersama orang­-orang berakal lebih disenangi daripada hidup dalam kelapangan bersama orang-orang bodoh.

Peran Akal

Paket : Edukasi

Tema : Ketuhanan

Oleh : Eza Azerila

Pondok Pancasila – Setiap agama, apa pun agama itu, tidak ada yang dapat membatasi Tuhan. Tidak ada yang dapat mendefinisikan Tuhan. Maha Suci Tuhan dari seluruh teori, konsepsi, definisi dan anggapan akal manusia tentang Dia.

Lalu bagaimana kita berTuhan? BerTuhan adalah upaya mendekatiNya. Mendekati cahayaNya. Mendekati keagunganNya. Mendekati cintaNya. Mendekati keluasanNya. Mendekati keindahanNya.

Mendekati kesempurnaanNya.

Semakin seorang hamba mendekat kepada keagungan-Nya semakin mengecil eksistensi sang hamba. Semakin mendekat ke dalam keluasan-Nya semakin tenggelam keakuan sang hamba.

Semakin jauh seorang hamba dari Tuhannya semakin menguat ilusi dirinya. Semakin menguat ilusi dirinya semakin ia mempertuhankan dirinya. Semakin ia mempertuhankan dirinya semakin ia mengecilkan apa dan siapa pun di luar dirinya.

Manusia itu ambigu. Manusia bisa menjadi apa saja, tergantung apa yang memengaruhi dirinya. Jika setan yang memengaruhinya maka ia jadi kesetanan. Jika Tuhan yang memengaruhinya maka dia jadi ketuhanan.

Agama tidak menjamin manusia menjadi ketuhanan atau kesetanan. Hanya manusia yang kuat kemanusiaannya yang dapat menyikapi agama dengan baik. Adapun jika manusia berwatak dasar liar-kehewanannya, maka secanggih apapun suatu agama tidak akan bermanfaat buat dirinya.

Orang terbaik dan terjahat di dunia ini adalah orang yang beragama. Bukan salah agamanya tapi mereka salah dalam menyikapi agamanya.

Di tangan orang bodoh, Agama yang penuh rahmat kasih sayang berubah menjadi penuh kutukan. Agama yang ilmiah jadi tahayul. Agama yang luas jadi sempit. Agama yang ramah jadi penuh amarah. Agama tuntunan jadi tontonan. Agama yang mempersatukan jadi memecahbelah.

Agama yang datang untuk mengenalkan Tuhan Yang Maha Pengasih, disebarkan untuk mengenal tuhan yang maha porakporanda.

Simaklah apa kata Shadra berikut :

Tuhan itu tak terbatas, tanpa ruang, dan tanpa waktu

Namun dia menjadi kecil sesuai dengan pemahamanmu

Namun dia akan datang sebatas kebutuhanmu

Namun keluasanNya sebatas harapanmu


Namun pembicaraannya sebatas keimananmu

Mereka yang yatim, Dia menjadi ayah dan Ibunya

Mereka yang butuh saudara, dia akan menjadi saudaranya

Mereka yang putus harapan, Dia menjadi harapan baginya


Mereka yang tersesat, denganNya akan menemukan jalan

Mereka yang berada dalam kegelapan akan mendapatkan cahaya Nya

Mereka yang sakit akan disembuhkan Nya

Tuhan akan menjadi segalanya dan bersama seluruh manusia


Namun dengan syarat keyakinan, dengan syarat kesucian hati, dengan syarat kesucian Ruhani

Dengan syarat menjauhi perkawanan dengan setan


Cucilah hatimu dari segala keburukan

Cucilah pikiranmu dari segala pemikiran yang salah

Cucilah perkataanmu dari segala perkataan buruk

Karena dia senantiasa menantimu dan memanggilmu di setiap lorong lorong keheningan malam


Salam Pancasila

Ketuhanan Yang Maha Esa

Kesatuan Jiwa

Paket : Edukasi

Tema : Makna Persatuan

Oleh : Eza Azerila

merekatkan-persatuan

Pondok Pancasila – Manusia dikelompokkan dengan kesadarannya bukan dengan merk agamanya. Anda boleh beda agama tapi jika Anda dengan pihak yang berbeda agama sama dalam jiwa ketuhanan, sama dalam karakter kemanusiaan, sama dalam cinta persatuan maka Anda berhimpun bersama mereka.

Anda boleh sama dalam beragama tapi jika Anda berbeda dengan teman seagama dalam jiwa ketuhanan dan semangat membela keadilan, maka Anda berpisah dengan mereka.

Yang adil berhimpun dalam keadilan, meski berbeda dalam keyakinan. Yang zalim berhimpun dengan kezaliman, meskipun berbeda dalam keyakinan.

Perhimpunan dan perpisahan terjadi di ruh bukan di simbol.

Saudi, Israel, USA, UK berbeda dalam ras dan agama tapi mereka disatukan dalam satu semangat penjajahan dan anti-kemanusiaan.

Gunakan Akalmu Sebelum Bertindak, Menyesal Tidak Berarti Korban Terormu Hidup Kembali

Paket : Edukasi

Tema : Cerdas itu perlu

Jika kebenaran masuk ke akalmu, maka dia niscaya menghapus gagasan-gagasan tak bermakna dari alam pikiranmu.

Jika khayalan mendominasi dirimu, maka dia pun niscaya akan menutup akal dan nuranimu yang ingin bekerja untuk menerangimu.

Agama itu akal. Saat kamu singkirkan akalmu, saat itu kamu sedang membuang agamamu. 😊

1839018036

Mantan Teroris: Saya Berutang kepada Para Korban Teror…

JAKARTA, KOMPAS.com – Penampilan Kurnia Widodo tidak jauh berbeda dengan peserta diskusi yang memenuhi Graha Gus Dur di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Minggu (23/7/2017) sore.

Ia mengenakan kaus berwarna putih, bercelana bahan warna hitam, berpeci dan berkacamata. Pembawaannya tampak kalem, cara bicaranya pun tertata. Jauh dari kesan menyeramkan. Namun, siapa yang menyangka Kurnia adalah seorang mantan narapidana teroris. Spesialisasinya membuat dan merakit bom.

Sore itu, Kurnia menjadi salah satu narasumber acara diskusi bertajuk “Merawat Keindonesiaan: Tolak Radikalisme, Lawan Intoleransi” yang dinisiasi oleh organisasi Perempuan Bangsa.

Dia menceritakan pengalamannya saat bergabung dengan kelompok radikal. Kurnia mengaku mengenal ajaran radikalisme sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Seorang teman memberikannya banyak buku mengenai jihad dan ajaran Negara Islam Indonesia (NII).

Ketertarikannya dengan organisasi yang didirikan oleh Kartosoewirjo itu semakin bertambah saat menyadari apa yang ia baca berbeda dengan yang diajarkan selama ini. Keyakinan untuk menegakkan hukum Islam sebagai dasar negara Indonesia pun menguat.

“Kenapa saya tertarik, karena dalam sejarah nasional yang diajarkan di SD itu sangat berbeda sekali dengan apa yang saya baca dari buku-buku. Saya merasa ditipu selama ini. Sehingga saya tertarik dengan kelompok tersebut,” ujar Kurnia.

Setelah lulus SMA pada 1992, Kurnia meneruskan pendidikanya ke jurusan teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB). Dunia perkuliahan membuat Kurnia bertemu dengan banyak orang dari berbagai macam latar belakang, bahkan yang sepaham dengan dirinya.

Antara tahun 1993 dan 1994, Kurnia mendapat ide untuk belajar membuat dan merakit bom. Dia meyakini dalam menegakkan khilafah hanya bisa diwujudkan melalui jalan kekerasan dan perang.

Sebagian besar waktunya saat itu dihabiskan untuk membaca buku-buku di perpustakaan. Sampai suatu hari dia menemukan sebuah buku tentang cara membuat bahan peledak.

“Saya mendapat kesempatan belajar membuat bom sekitar tahun 1993 dan 1994, ternyata bikin bom tidak susah. Saya mendapat banyak referensi dari perpustakaan. Saya coba sampai berhasil,” tuturnya.

 

Dari HTI ke MMI

Di Bandung, Kurnia sempat bergabung dengan organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Namun, karena perbedaan pandangan dalam cara memperjuangkan khilafah, dia pun memutuskan untuk keluar dari HTI setelah beberapa tahun.

Menurut Kurnia, cara-cara demonstrasi yang sering dilakukan HTI tidak cukup untuk mencapai tujuannya.

“Pikir saya saat itu saya kan punya keahlian membuat bom, untuk apa berdemonstrasi. Lagipula juga tidak didengarkan oleh pemerintah,” kata dia.

Setelah lulus kuliah dan keluar dari HTI, Kurnia bergabung dengan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) sekitar tahun 2000.

MMI merupakan organisasi radikal yang dibentuk oleh Abu Bakar Ba’asyir. Organisasi tersebut masuk ke dalam daftar Specially Designated Global Terrorists (SDGTs) Milik Amerika Serikat. Jaringan kelompok teroris yang dikenal Kurnia semakin luas.

Bahkan Kurnia mengaku mengenal Aman Abdurrahman, pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), dan Bahrun Naim yang dilaporkan pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS pada tahun 2014.

“Saat bergabung di MMI saya merasa terhubung dengan jihad global. Aman Abdurrahman sebagai tokoh panutan,” ucap Kurnia.

 

 

Agama dan Akal

Paket : Edukasi

Tema : Keadilan

Oleh : Eza Azerila

(Pondok Pancasila)

_

Orang ribut bertengkar, pasti ketika mereka tengah kehilangan akal.

Orang berkelahi, pasti ketika mereka sedang tidak berakal.

Orang merusak, pasti ketika mereka sedang kehilangan akal.

Orang menebar berita hoax dan palsu, pasti ketika mereka tengah kehilangan akal.

Orang mau digiring untuk beramai bergerombol menerima hasutan merusak, pasti ketika mereka sedang kehilangan akal.

Orang membenci ulama, patsor, dan simbol agama apapun, pasti ketika mereka sedang kehilangan akal.

Orang mau menolak Pancasila yang di dalamnya terdapat lima nilai luhur ketuhanan dan kemanusiaan, pasti mereka sedang kehilangan akal.

Tahukah kamu mengapa ada paham agama yang isu utamanya adalah menolak akal ?

persatuan-dan-perdamaian

Karena jika akal diterima, tak seorang pun mau digembala dan mengikuti ajaran paham agama yang kebodohan menjadi ideologinya.

Akal

Paket : Edukasi

Tema : Kebijaksanaan

Oleh : Eza Azerila

dok-sila-aktivitas-pembinaan-pemuda

Yang membedakan manusia dengan hewan adalah akalnya.

 

Tanpa mengaktifkan akal, masihkah manusia memiliki statusnya sebagai manusia ?

Yang membedakan benar dan salah adalah akal.

 

Jika agama itu benar, penganut agama tanpa akal, masihkah dapat disebut beragama ?

Anak-anak dan dewasa dibedakan dengan akalnya.

 

Orang dewasa tak menggunakan akal, masihkah dapat disebut dewasa ?

Orang gila dan orang waras dibedakan dengan akalnya.

 

Para politisi, aktifis mahasiswa, pegiat LSM, pegiat organisasi, yang tidak gunakan akal dalam kegiatannya, masihkah bisa dikatagorikan waras ?

Jangan Membatasi Akal

Tema : Pemuda Bangsa

Oleh : Ridhwan Kulainiy

rk

“Kita mampu memenjara atau menghukum seseorang, tetapi kita tidak bisa melakukan hal itu terhadap pemikirannya (akal). Bahkan dengan membunuh orang tersebut.”

Karena Pemikiran adalah hasil karya akal, buah rasa hati dan estetika murni dari manusia. Manusia bisa lumpuh, hilang akal akibat tekanan psikologis bahkan mati. Tetapi selama terus ada manusia-manusia baru yang lahir, bertumbuh, berkembang dan hidup. Maka selama itu pula Pemikiran akan terus tercipta.

Tanpa di duga, tanpa dapat di pahami. Karena sesuatu yang murni lahir begitu saja, seperti bakat alami, atau sama seperti mukjizat Ilaahi. Atau seperti proses terciptanya Alam Semesta ini, yang ada karena pergerakan dan perjalanan atom-atom yang mandiri. Meski hal itu bisa di pahami melalui ilmu pengetahuan yang cukup hebat menjelaskan dan cukup rumit menjabarkan. Tapi pada hakikatnya, bagaimana Atom itu bisa mandiri…?? (Memuai, memecah diri dan kandungan, mereaksi percampuran kandungan, dan menghasilkan berbagai Materi lainnya).

Itu adalah suatu hal Yang Murni. Kita tidak akan membahas mengenai Sang Maha Pencipta Atom itu dalam Penjabaran ini, karena tentu Tuhan YME adalah Maha Berkuasa atas Segala Sesuatu.

Semakin berkembang Kehidupan Manusia, maka semakin berkembang pula Pemikirannya. Meskipun dalam beberapa kasus ada Negara-negara atau wilayah atau kelompok atau individu yang pemikirannya malah cenderung melemah. Dalam bahasa ilmiahnya ini disebut dengan Istilah Lemah Akal, atau dalam bahasa di zaman SosMed ini disebut dengan gagal paham.

Ada dua penyebab, melemahnya pemikiran manusia. Selain Lemah Akal, sebab kedua adalah pengingkaran terhadap Potensi Akal yang telah di Karuniakan kepada Manusia. Pelemahan Akal, dapat terjadi oleh pengaruh dari luar. Semisal, tekanan dan doktrin. Pengingkaran Potensi Akal sendiri adalah wujud dari ketidak-percayaan diri dalam menggunakan Potensi Akal yang sedemikian canggih dan luarbiasa. Sehingga egonya menuntut akalnya untuk mendustai atau mengingkari dirinya sendiri.

Doktrin pun memiliki banyak macam, ada yang berupa ajaran dalam sebuah keyakinan tertentu (agama atau aliran) adapula yang berupa gaya hidup yang mampu mempengaruhi diri atau jiwa seseorang sehingga meninggalkan akalnya (Doktrin). Versi kedua ini berlaku sesuai perkembangan zaman, trend dan segala hal dapat memalingkan perhatian manusia dari menggunakan pemikirannya untuk hal-hal yang berguna dan positif.

 

Beranjaklah dari Kegelapan Menuju Cahaya,

dari Kesempitan Berpikir kepada Keluasan Berpikir.

Pembinaan Kebangsaan

Paket : Edukasi

Oleh : Eza Azerila

Belajar

Problem mendasar kita adalah sumber daya manusia. Sumber daya yang lemah melahirkan bangsa lemah. Sumber daya kuat melahirkan bangsa kuat. Atas dasar alasan itu, Pondok Pancasila memfasilitasi komunitasnya dengan program-program yang membangunkan dan membangkitkan kesadaran.

 

Kesadaran apa ?

Kesadaran Pancasila ; ketuhanan, kemanusiaan, cinta persatuan, kebijaksanaan, dan keadilan.

 

Apa saja muatan materi yang diprogramkan ?

Dasar-dasar logika, epistemologi, dasar-dasar filsafat, kesadaran kepancasilaan, dan pengenalan diri.

 

Siapakah yang berhak ikut program Pancasila di Pondok Pancasila ?

Siapa saja yang masih menghargai akal, nurani, ideologi dan cinta kasih.