Agama Itu Solusi

Tema : Kebijaksanaan

Oleh : Eza Azerila

Pondok Pancasila – Agama itu indah. Jika benar menyikapi agama maka tidak ada yang lebih indah daripada penganut agama.

Agama itu cinta. Jika benar dalam menyikapi agama maka tidak ada yang lebih memiliki rasa cinta kecuali penganut agama

Agama itu logika. Jika benar dalam menyikapi agama maka tak ada yang lebih logis dan ilmiah dalam berpikir dan bertindak keciali para penganut agama.

Agama itu solusi. Jika benar dalam menyikapi agama maka tidak kan pernah ada orang beragama yang hadir sebagai problem bangsa dan kemanusiaan.

Jika kita melihat ada penganut agama yang tidak menampilkan keindahan, tidak memiliki pesona cinta kasih, tidak berlandaskan logika dalam berpikir dan bertindak, dan tidak menyumbangkan solusi bagi kehidupan, pastikan itu bukan persoalan di agama tapi persoalan penganutnya yang buruk dalam mengenal dan menyikapi agama.

Jiwa Pancasila

Tema : Kebijaksanaan

Oleh : Eza Azerila

_

Pondok Pancasila – Pengantar

Alat-alat inderawimu itu bagian terluar darimu. Mata melihat benda-benda. Membedakan warna-warna. Hidung mencium aneka aroma. Telinga mendengar ragam suara. Lidah mencecap berbagai rasa. Sentuhan merasakan kekasaran dan kelembutan. Dsb.

Jiwamu yang lebih tinggi adalah jiwa imajinasi. Dengannya, kamu dapat membayangkan semua bentuk, pola, rasa, warna, skala, kecuali massa. Alam jiwa ini lebih halus dan lebih luas dari alam fisik-materi-inderawi.

Yang lebih tinggi dari kedua alam itu adalah alam akal. Alam ini dapat menangkap konsep-konsep. Memahami sesuatu yang tak bervolume. Tak berbentuk. Tak ada rasa. Tak berwarna.

_

Saat kamu membaca huruf-huruf kitab suci, melihat rumah ibadah, menjalani ritual-ritual agama, semua itu kamu alami di alam fisik. Saat itu kamu beragama di level jiwa inderawimu. Jiwa terluarmu. Jiwa paling permukaan. Jiwa kasar dan kasat.

Di alam ini kamu melihat perbedaan bentuk, perbedaan cara, perbedaan pola, perbedaan simbol, perbedaan atribut dst. Mereka yang beragama di alam ini pusing melihat perbedaan. Galau melihat aneka cara ritual dan seremonial agama-agama.

Perbedaan menjadi pusat perhatiannya. Saling klaim menjadi tradisinya. Mencari pembenaran menjadi kegemarannya. Aksi-reaksi menjadi kebiasaannya. Beragama pada level inderawi ini yang mudah terprovokasi. Mudah diadu-domba. Mudah ditunggangi politik. Mudah digiring ke sana ke mari.

Beda mereka yang datang ke agama dengan alam imajinasinya. Dengan imajinasinya dia dapat membayangkan perpaduan. Dia melihat sisi persamaan. Baginya, ada banyak kesamaan dalam agama-agama. Sama-sama butuh pembimbing. Sama-sama perlu tempat ibadah yang khas. Sama-sama mengajarkan kebaikan. Sama-sama ingin meneladani kesempurnaan Tuhan. Dsb.

Lebih tinggi lagi mereka yang mendatangi agama dengan akal dan kesadaran. Mereka dengan akalnya melihat aspek agama yang tak dapat ditangkap oleh indera dan tak dapat dibayangkan oleh imajinasi. Akalnya melihat yang lebih halus lagi. Melihat yang tak berbentuk, tak berdimensi, tak berwarna. Tak beraroma. Tak bersuara. Tak ada rasa.

Pandangannya luas tak terbatas. Menembus skat-skat simbol dan atribut. Akalnya mengenal ilmu. Pengetahuan. Kebijaksanaan. Kebenaran. Keadilan. Belas kasih. Cinta. Kebahagiaan dan kedamaian.

Kesadaran ilmu melihat semua berasal , berujung dan bermula dari yang tunggal.

Asin, manis, pahit itu kata jiwa indera. Ah itu rasa kata jiwa imajinasi. Ya, kamu tidak dapat merasakan dan membedakan rasanya jika kamu tidak sadar, kata akal.

Kesadaran itu tunggal. Imajinasi itu himpunan. Indera pemilahan dan perbedaan.

Petunjuk Tuhan

Tema : Kebijaksanaan

Oleh : Ridhwan Kulainiy

Pondok Pancasila – Petunjuk sering disimbolkan dengan Cahaya, Sinar atau Penerangan. Sifat Petunjuk yang menerangi kehidupan dan menjelaskan mengenai segala hal yang tabu dalam pandangan manusia, menjadikannya laksana Cahaya yang menyinari kehidupan yang samar bahkan terkadang gelap ini.

Cahaya Sejati tidak bisa ditangkap apalagi disembunyikan. Karena sifatnya yang memancar dan benderang. Dalam hidup ini kita semua sangat bergantung pada Cahaya, karena tanpa Cahaya mustahil rasanya kita bisa hidup dalam kegelapan. Mungkin saja kita bisa hidup tanpa Cahaya, namun akan banyak terjadi benturan-benturan atas ketidak-stabilan dan tidak beraturan yang akan terjadi.

Kehidupan ini pada dasarnya adalah kegelapan. Cahayalah yang menerangi kehidupan ini, cahayalah yang membuat aku dan kamu mampu melihat dan membedakan ini dan itu.

Tanpa Cahaya, takkan ada yang namanya pandangan, warna dan keindahan.

Cahaya adalah sebab. Sementara apa yang kita tangkap dan lihat oleh mata hanyalah akibat atau efek dari kehadiran cahaya dalam kehidupan kita.

Cahaya adalah Realitas paling nyata dalam kehidupan, Dia adalah Realitas Wujud. Dia tidak berwarna, tidak merah, putih, kuning, hijau, biru ataupun lainnya. Cahaya itu murni, bening laksana kaca, jernih laksana air. Dia memberi efek terhadap setiap apa yang ia terpa, membentuknya menjadi sebuah wujud dan kehadiran realitas baru. Yang tanpanya (Cahaya), segala sesuatu ini tak dapat dikenali dan di pahami sebagai sebuah bagian-bagian dari realitas alam semesta ini. Apapun yang kamu pandang hanyalah efek dari cahaya, hanyalah akibat dari terpaan Cahaya yang menerangkan. Sementara Cahaya adalah sebab segala sesuatu.

Setiap manusia, umat beragama di seluruh zaman selalu berdoa kepada Sang Pencipta untuk mengirimkan Petunjuk kepada manusia. Agar manusia dapat menjalani kehidupan dengan baik dan benar, menuju kepada pencapaian akhir yang sempurna dalam kehidupan ini.

Yahudi, adalah umat yang memohon petunjuk Tuhan. Dan Doa mereka dikabulkan dengan lahirnya seorang Manusia suci bernama Moses.

Nashrani (Kristen), adalah umat yang memohon pertolongan Tuhan. Dan Doa mereka dikabulkan dengan lahirnya seorang Manusia Suci bernama Jesus Putea Maria.

Islam adalah Umat Manusia yang memohon keselamatan dan kedamaian dari kehidupan dunia yang mulai melahirkan banyak konflik berkepanjangan. Maka Tuhan mengabulkan Doa mereka dengan lahir dan diutusnya seorang Manusia Suci nan Agung bernama Muhammad Putera Abdullah.

Semuanya adalah bentuk jawaban Tuhan atas doa manusia. Maka terasa aneh jika ada segelintir orang atau kelompk yang merasa bahwa mereka adalah para pemilik kebenaran dan petunjuk. Padahal Kebenaran adalah kepemilikkan-Nya dan Petunjuk adalah Pemberian berdasarkan Kebaikkan-Nya.

Seorang Nabi diutus untuk menyelamatkan Manusia dari kegelapan Dunia. Agama adalah jalan menuju Tuhan, petunjuk tersebutdibawa oleh seorang Manusia Suci sebagai utusan-Nya dan kita adalah orang-orang yang berjalan di dalamnya. Kita adalah orang-orang tersesat di dunia ini yang memohon ampunan, petunjuk, pertolongan dan keselamatan-Nya. Lantas, mengapa kini kamu merasa bahwa dirimu sudah benar, dan berteriak-teriak penuh caci maki. Seolah-olah kamu adalah orang yang paling benar di antara umat manusia, seolah-olah kamu adalah Pemilik Kebenaran, Petunjuk, Pertolongan dan Keselamatan…?

Apapun pandangan dan Keyakinan Agamamu, janganlah kamu mengambil apa yang bukan kuasa atasmu. Apalagi sampai mengambil peran menjadi Tuhan bagi umat manusia. Padahal kamu sendiri belum tentu mendapat petunjuk, memperoleh pertolongan dan masuk dalam keselamatan.

Mereka yang selamat adalah mereka yang selalu berusaha untuk menyelamatkan diri dari kegelapan dan mengajak semua orang untuk bersama-sama menuju pada keselamatan dengan cara yang baik, santun, lembut dan penuh kasih sayang.

Agama cinta

Paket : Edukasi

Tema : Sila Kedua

Oleh : Eza Azerila

-nci

Pondok Pancasila – Tuhan memperkenalkan diriNya sebagai Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Mengutus utusanNya untuk menjadi rahmat penebar cinta kasih dan sayang, memberi berita gembira dan pengampunan.

Dan tidaklah Aku mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi semesta alam. Kau patuhi perintah Tuhanmu ; menyantuni anak yatim, memberi makan nenek-nenek Yahudi buta dengan penuh kelembutan, memaafkan musuh-musuhmu, membebaskan para budak, melayani tua, muda dan anak-anak. Dan Tuhanmu memuji keagunganmu dengan firmanNya ;

“Sungguh begitu mulia akhlakmu”.

“Dan sekiranya engkau berkata kasar dan keras hati niscayalah semua orang menjauh dan meninggalkanmu”.

Lalu datanglah di kemudian hari orang-orang yang mengaku sebagai umatmu, mengklaim sebagai pembela agamamu, memposisikan diri sebagai penerus misimu, mengkampanyekan dirinya kemana-mana sebagai ulama pewarismu, mengotori wajah sucimu, merusak misi kasih sayangmu, mencoreng moreng kewibawaan agamamu, menceraiberaikan umatmu, berkata kasar, berhati batu, tidak menyampaikan amanah kasih sayangmu, sumpah serapah keluar dari mulutnya, memasukkan umatmu ke neraka sebanyak-banyaknya, membuat fatwa yang bertolakan dengan risalahmu demi ambisinya, menteror makhluk-makhluk Tuhanmu, mendukung musuh-musuhNya, memamerkan kebodohannya, lain bicara lain pula tindakannya, mengagungkan yang sepele dan menyepelekan yang agung, tidak menghargai ilmu pengetahuan, berhati penuh prasangka dan kebencian, dan menciptakan ketidaknyamanan dalam masyarakatnya.

Duhai nabi, sepeninggalmu, agamamu diperebutkan dan ditunggangi demi ambisi-ambisi dan kepentingan-kepentingan oleh mereka yang mengaku sebagai juru bicaramu. Duhai nabi, agamamu yang penuh belas kasih kini terlihat begitu menjijikkan karna ulah mereka.

Umatmu kini dalam kebingungan. Tak ada teladan, tak ada bimbingan, tak ada tuntunan, tak ada arahan dan tak mereka temukan pada diri mereka wajah rahmat dan kasih sayang yang pernah engkau contohkan.

Kedekatan Tuhan

Paket : Edukasi

Tema : KeTuhanan

Pondok Pancasila

Tuhan berfirman kepada Musa as :

Wahai Musa, perhatikan 4 wasiatku ini :

Pertama ; selama engkau tidak tahu bahwa dosa-dosamu telah diampuni, jangan lah kau sibuk dengan cela dan aib pihak lain.

Kedua : Selama engkau tahu bahwa perbendaharaanku tidak kan habis, janganlah engkau khawatir dengan sebab-sebab rizkimu.

Ketiga : selama engkau tidak melihat kehancuran kerajaanKu, janganlah engkau mengharap selain dariKu.

Keempat : selama engkau tahu bahwa syetan belum mati, janganlah engkau merasa aman dari tipu dayanya.

Memahami Faktor Konflik

Paket : Edukasi

Tema : Sila Ketiga

Oleh : Prof. Samanto Alqurthuby.

Pondok Pancasila – Orang cerdas itu tidak berpihak pada tokoh A atau B, golongan ini atau itu. Mereka hanya berpihak pada ilmu pengetahuan, rasionalitas, intelektualitas, kebijaksanaan dan keadilan dalam bersikap.

Materi :

Konflik Israel-Palestina Bukan Konflik Yahudi-Muslim

Setiap kali ketegangan dan kekerasan antara otoritas Israel dan Palestina meletus selalu saja (sebagian) kelompok slam di Indonesia hiruk-pikuk menggelar demonstrasi heroik mengecam dan menyumpahserapahi Yahudi, dan pada saat yang sama hiruk-pikuk membela warga Palestina yang mereka asumsikan sebagai umat Islam yang menjadi korban keganasan Israel.

Aksi protes yang berisi kecaman atas Israel dan sekaligus dukungan atas Palestina itu karena dibangun atas dugaan dan asumsi yang keliru, yaitu kekerasan Israel-Palestina itu = kekerasan Yahudi-Muslim. Dengan kata lain, para protesters, khususnya golongan Mamat-Mimin, meyakini kekerasan itu karena masalah keagamaan (misalnya umat Yahudi itu pembenci Muslim) bukan masalah geo-politik dan klaim hak ulayat dan kesejarahan.

Sementara itu, para komandan demo (yaitu golongan Momot dan Momon) bisa saja sudah mengerti problem Israel-Palestina yang sesungguhnya tetapi karena dorongan kepentingan dan nafsu politik-ekonomi-ideologi tertentu yang sudah di ubun-ubun sehingga gelap mata dan pura-pura rabun dan pikun, menggembar-gemborkan konflik Israel-Palestina itu sebagai kekerasan agama: Yahudi musuh Islam sambil mengutip sejumlah ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang Yahudi yang sesungguhnya sudah tidak relevan lagi untuk dijadikan sebagai basis legitimasi dan dasar argumentasi untuk menilai konflik Israel-Palestina di era kontemporer.

Menariknya, sejumlah kelompok Islam ini hanya bersemangat kalau terjadi konflik dan kekerasan yang diandaikan dilakukan oleh kelompok non-Muslim terhadap umat Islam (seperti kasus Israel-Palestina ini) sementara tutup mata, pura-pura pikun, dan mendadak katarak kalau kekerasan atas umat Islam itu dilakukan oleh rezim & kelompok radikal Islam seperti yang terjadi di Irak, Afganistan, Yaman, Mesir, Aljazair, Tunisia, Sudan, Libya, Suriah, Libanon, Pakistan, Bahrain, dan masih banyak lagi. Itu artinya bahwa mereka ini sebetulnya bukan bersimpati kepada umat Islam tetapi karena membenci kaum non-Muslim.

Seperti saya tulis sebelumnya, konflik Israel-Palestina itu bukan konflik Yahudi-Muslim. Tentara yang tergabung di Israel Defense Forces itu, yang disebut dengan Tzahal dalam Bahasa Ibrani, bukan hanya beretnik Yahudi tetapi juga Arab (baik Muslim maupun Kristen, Baduin maupun bukan), Druze, Circassia, dlsb. Yang Yahudi pun beragam, bukan hanya Yahudi Israel saja tetapi juga Yahudi Ethiopia, Yahudi Arab, dlsb. Baik Arab maupun Druze menduduki posisi signifikan dalam struktur ketentaraan dan kepolisian Israel. Beberapa perwira Arab Israel yang cukup masyhur antara lain Abdul Majid Hidr (dikenal dengan sebutan Amos Yarkoni dari keluarga Muslim Arab Badui), Wahid al-Huzil, Hisyam Abu Varia, Ala Wahib, dlsb.

Jika di Israel ada “Arab Israel”, maka di Palestina juga ada “Yahudi Palestina.” Sebagai sebuah teritori politik, Palestina, sebagaimana kawasan lain, bukan hanya diisi oleh kaum Arab Muslim saja tetapi juga Kristen, Yahudi, Druze, dlsb. Sekitar 10% penduduk Palestina adalah Kristen. Dan perlu dicatat: meskipun Sunni menjadi mayoritas umat Islam Palestina, ada warga Syiah dan Ahmadiyah yang menjadi minoritas signifikan di kawasan ini.

Yang menarik adalah umat Yahudi. Tidak seperti yang diasumsikan oleh banyak pihak, banyak umat Yahudi, baik di Palestina, Israel, maupun di Luar Negeri, yang menentang gerakan ideologi-politik Zionisme dan kontra terhadap aksi-aksi kekerasan faksi radikal-ektremis Israel atas Palestina.

Salah satu kelompok Yahudi yang getol menentang Zionisme dan pendirian Negara Isarel adalah Neturei Karta, sebuah kelompok Yahudi Heredi yang mengklaim sebagai “Yahudi Garis Lurus”. Pentolan kelompok ini, antara lain, Moshe Ber Beck dan Yisroel Dovid Weiss. Kelompok ini berargumen bahwa pendirian Negara Israel itu haram sampai datangnya Juru Selamat (Mesiah) Yahudi.

Jadi, silakan boleh-boleh saja demo simpatik membela Palestina. Itu hak masing-masing individu. Tetapi tidak usah lebay-njeblay mengecam-ngecam Yahudi sedunia, dan mengeksploitasi masalah geo-politik ini menjadi isu-isu murahan agama. Mari minum Equil dulu biar cepet waras he he

#KonflikIsraelPalestina

Pola Penghancuran Suatu Bangsa oleh Sekutu Amerika

Tema : Hegemoni Politik Global

Oleh : Hendra Varell

( Pondok Pancasila )

konflik-suriah

Syrian men carrying babies make their way through the rubble of destroyed buildings following a reported air strike on the rebel-held Salihin neighbourhood of the northern city of Aleppo, on September 11, 2016. Air strikes have killed dozens in rebel-held parts of Syria as the opposition considers whether to join a US-Russia truce deal due to take effect on September 12. / AFP PHOTO / AMEER ALHALBI

OPERASI INTELIJEN ATAS NAMA AGAMA

Tahukah Anda kenapa Suriah hancur?

Karena Presiden Suriah Bashar Assad menolak proyek pompa gas menuju Qatar, Arab Saudi, Yordania dan Turki yang dapat disedot oleh Eropa secara langsung. Arab Saudi dan Turki adalah kroni Amerika yang pro Israel. Negara-negara itulah yang kemudian menciptakan kekacauan, pemberontakan, terorisme dan instabilitas politik di Suriah dengan isu SARA melalui kucuran dana, senjata, buku agama, fatwa, ulama dan ideologi Wahabi radikalnya.

Amerika berkepentingan untuk menjatuhkan Suriah yang pro Iran dan pro Rusia serta menguasai sumber daya minyaknya. Amerika juga berkepentingan untuk melemahkan Suriah yang konsisten menjadi ancaman sekutunya yaitu Israel di kawasan Teluk. Bersama Arab Saudi, Turki dan berbagai media mainstream internasional mereka melancarkan propaganda dan penyesatan opini publik yang mengaitkan isu ini sebagai perang sektarian antara Sunni dan Syiah.

Akhirnya ribuan mujahid Wahabi dari seluruh dunia berkumpul di Suriah dan mengakibatkan Perang Saudara yang meluluhlantakkan Suriah, negara demokratis dan pluralis yang sebelumnya secara ekonomi dan politik termasuk paling mapan di kawasan Timur Tengah selama beberapa dekade. Inilah yang disebut sebagai strategi Proxy War (Perang Boneka) yang mungkin juga sedang dijalankan di Indonesia saat ini.

Ada video rekaman saat Hillary Clinton mengucapkan “Mari kita manfaatkan Wahabi” di sidang parlemen Amerika. (Ada kemungkinan Hillary kalah dalam Pilpres Amerika karena email pribadi dia diretas oleh Rusia yang pro Asaad dan disebarkan ke seluruh amerika bahwa Hillary menerima kucuran dana dari Arab ke yayasan Clinton yang mengindikasikan keterlibatannya dalam pembentukan teroris ISIS). Banyak juga bukti keterlibatan Arab Saudi, Turki dan Amerika dalam perang Suriah ini. Ratusan mujahid Indonesia juga berangkat ke Suriah karena isu perang Sunni-Syiah yang dihembuskan oleh fatwa dan ideologi Wahabi yang disponsori oleh Turki dan Arab Saudi yang merupakan kroni Amerika dalam “perang minyak yang mengatasnamakan agama” ini.

Dari Suriah mari kita berkaca pada kejadian sejarah di Indonesia. Pada Agustus 1959 Direktur Freeport Sulphur Forbes Wilson bertemu dengan Jan van Gruisen, managing director dari East Borneo Company yang menceritakan bahwa dirinya baru saja menemukan sebuah gunung emas di Papua. Freeport pun memutuskan untuk meneken kontrak eksplorasi dengan East Borneo Company pada 1 Februari 1960.

Tapi perjanjian kerja sama antara East Borneo Company dan Freeport menjadi mentah karena Pemerintahan AS yang saat itu dikuasai John F Kennedy (JFK) justru membela Indonesia, dan mengancam akan menghentikan bantuan Marshall Plan kepada Belanda jika tetap ngotot mempertahankan Irian Barat. Tapi kemudian Kennedy mati ditembak pada 22 November 1963.

Soekarno pada tahun 1961 memutuskan kebijakan baru kontrak pertambangan yang mengharuskan 60 persen labanya diserahkan kepada pemerintah Indonesia. Amerika sebagai salah satu dari investor pertambangan terbesar di Indonesia jelas sangat terpukul oleh kebijakan Soekarno ini. Selama beberapa dekade, CIA telah terlibat dalam berbagai upaya untuk membunuh dan menjatuhkan Sukarno. Sudarto Danusubroto, pengawal pribadi dan ajudan Sukarno mengatakan ada 7 kali percobaan pembunuhan terhadap Soekarno dan hal ini dibenarkan oleh eks Wakil Komandan Tjakrabirawa, Kolonel Maulwi Saelan. Usaha kudeta pertama pada tahun 1958 gagal mengguncangkan pemerintahan Sukarno. Tetapi pada tahun 1965, mereka akhirnya berhasil menyingkirkan Sukarno.

Peran penting Suharto menempatkannya di kursi kepresidenan pada tahun 1967. Pada tahun 1998, Pemerintah Amerika mengklasifikasikan sejumlah dokumen yang menggambarkan berbagai operasi rahasia CIA di Indonesia. Kesuksesan dari strategi CIA di Indonesia digunakan lagi untuk menggulingkan Presiden Cile, Salvador Allende melalui kudeta tentara pimpinan Jendral Agusto Pinochet dengan nama sandi ” Jakarta Operation.”

Pasca Suharto berkuasa perjanjian komposisi saham PT. Freeport Indonesia adalah 81,28% dimiliki oleh Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. (AS), 9,36% milik Pemerintah Indonesia dan 9,36% dimiliki oleh PT. Indocopper Investama milik Bob Hassan, kroni Soeharto (namun kini dikuasai Bakrie, jadi jangan heran jika TV One milik Bakrie dulu selalu anti Jokowi). Sejak pertama penambangan sampai saat ini, PT. Freeport konon sudah menghasilkan sebanyak 724,7 juta ton emas (angka ini mungkin bisa ditelusuri lagi kebenarannya, yang jelas ada banyak sekali) dari bumi Indonesia yang hasilnya sebagian besar dikuasai oleh Amerika dan pejabat korup Indonesia.

Semenjak Jokowi berkuasa, para pejabat korup dan Amerika kalang kabut karena kenikmatan dan pundi-pundi uang mereka makin terancam. Selama ini semua negosiasi berhasil dimenangkan oleh Freeport. Presiden sebelumnya tidak ada yang berani menaikkan bergaining apalagi mengubah dari Kontrak Karya menjadi Ijin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Kali ini, dengan sikap Jokowi yang berani dan koepig (keras kepala) Freeport tak berdaya dan akan memberikan divestasi saham 51 persen kepada pemerintah. Akhirnya Freeport kembali ke pangkuan ibu pertiwi.

Amerika tentu tidak tinggal diam dengan kerugiannya yang luar biasa ini. Pokoknya Jokowi harus hancur dan hal ini bisa dilakukan melalui rekayasa isu SARA untuk menggoncang pemerintahan sebagaimana yang selama ini telah menghasilkan banyak kesuksesan di Timur Tengah dalam “perang perebutan ladang minyak”nya. Dan Amerika punya sekutu yang sangat menguntungkan yaitu Arab Saudi dan Turki yang memiliki jaringan dana, fatwa dan ulama untuk mengimport ideologi wahabi radikal ke negeri ini yang akan menciptakan konflik dan instabilitas dalam negeri.

Menjatuhkan Ahok melalui isu SARA adalah langkah awal untuk bisa menjatuhkan Jokowi dan kemudian menguasai Indonesia. Setelah isu Syiah gagal diterapkan kini mereka ganti menghembuskan isu anti Cina dan anti PKI persis seperti strategi dan propaganda CIA tahun 1965 lalu dengan aktor politik Suharto dengan TNI-nya.

Ikhwanul muslimin (di Indonesia menjadi PKS) dan Hizbut Tahrir (di Indonesia menjadi HTI) adalah kelompok-kelompok yang turut memprovokasi kehancuran Suriah melalui demo dan isu SARA yang mereka hembuskan. Jadi jangan heran jika huru hara politik di negeri ini juga melibatkan kelompok yang sama. Saat Indonesia terpecah karena perang saudara atas dasar SARA maka saat itulah kekuatan asing akan masuk dan leluasa menguasai sumber-sumber daya alam Indonesia yang kaya raya ini.

Orang bodoh akan selalu dimanfaatkan dan dipermainkan oleh orang serakah yang cerdas dan culas. Dan inilah yang sedang terjadi di negeri ini dimana sekumpulan orang bodoh yang anti Amerika secara tanpa sadar justru sedang diperalat dan dijadikan pion untuk membantu Amerika mendapatkan tujuan politik dan ekonominya. Ini adalah masalah politik, duit dan kekuasaan dengan menjual kedok agama, bukan masalah iman, Tuhan dan sorga neraka..

Salam

Cerdas itu perlu

Islam Tapi Tidak Islami

Paket : Edukasi

Tema : Efek Ketuhanan YME

Sumber : Restu

kebersihan-sebagian -dari-iman

Jangan hanya mengaku islam.

Tapi tidak menunjukan prilaku islam yang rahmatan-lilalamin. Yang menjadi penjaga kelestarian alam dan kemaslahatan sesama manusia. Islam itu pola pikir & prilaku benar, baik, & tulus ikhlas secara maslahat manusia.

SYAIKH Muhamad Abduh, ulama besar dari Mesir pernah geram terhadap dunia Barat yang mengganggap Islam kuno dan terbelakang.

Kepada Renan, filosof Prancis, Abduh dengan lantang menjelaskan bahwa agama Islam itu hebat, cinta ilmu, mendukung kemajuan dan lain sebagainya.

Dengan ringan Renan, yang juga pengamat dunia Timur itu mengatakan.

“Saya tahu persis kehebatan semua nilai Islam dalam Al-Quran. Tapi tolong tunjukkan satu komunitas Muslim di dunia yang bisa menggambarkan kehebatan ajaran Islam”.

Dan Abduh pun terdiam.

Satu abad kemudian beberapa peneliti dari George Washington University ingin membuktikan tantangan Renan.

Mereka menyusun lebih dari seratus nilai-nilai luhur Islam, seperti kejujuran (shiddiq), amanah, keadilan, kebersihan, ketepatan waktu, empati, toleransi, dan sederet ajaran Al-Quran serta akhlaq Rasulullah s.a.w.

Berbekal sederet indikator yang mereka sebut sebagai ‘islamicity index’ mereka datang ke lebih dari 200 negara untuk mengukur seberapa islami negara-negara tersebut.

Hasilnya ?

Selandia Baru dinobatkan sebagai negara paling Islami.

 

Indonesia ?

Harus puas di urutan ke 140. Nasibnya tak jauh dengan negara-negara Islam lainnya yang kebanyakan bertengger di ‘ranking’ 100-200.

 

Apa itu islam ?

Bagaimana sebuah negara atau seseorang dikategorikan islami ?

Kebanyakan ayat dan hadits menjelaskan Islam dengan menunjukkan indikasi-indikasinya, bukan definisi. Misalnya hadits yang menjelaskan bahwa :

“Seorang Muslim adalah orang yang disekitarnya selamat dari tangan dan lisannya”

Itu indikator.

Atau hadits lainnya yang berbunyi:

“Keutamaan Islam seseorang adalah yang meninggalkan yang tak bermanfaat”

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hormati tetangga … hormati tamu.”

 

“Bicara yang baik atau diam”.

 

Jika kita koleksi sejumlah hadits yang menjelaskan tentang islam dan iman, maka kita akan menemukan ratusan indikator keislaman seseorang yang bisa juga diterapkan pada sebuah kota bahkan negara.

Dengan indikator-indikator diatas tak heran ketika Muhamad Abduh melawat ke Prancis akhirnya dia berkomentar :

“Saya tidak melihat Muslim disini, tapi merasakan (nilai-nilai) Islam, sebaliknya di Mesir saya melihat begitu banyak Muslim, tapi hampir tak melihat Islam”.

Pengalaman serupa dirasakan Professor Afif Muhammad ketika berkesempatan ke Kanada yang merupakan negara paling islami no 5. Beliau heran melihat penduduk disana yang tak pernah mengunci pintu rumahnya. Saat salah seorang penduduk ditanya tentang hal ini, mereka malah balik bertanya : “Mengapa harus dikunci ?”

Di kesempatan lain, masih di Kanada. Seorang pimpinan ormas Islam besar pernah ketinggalan kamera di halte bis. Setelah beberapa jam kembali ke tempat itu, kamera masih tersimpan dengan posisi yang tak berubah.

Sungguh ironis jika kita bandingkan dengan keadaan di negeri muslim yang sendal jepit saja bisa hilang di rumah Allah yang Maha Melihat. Padahal jelas-jelas kata “iman” sama akar katanya dengan aman.

Artinya, jika semua penduduk beriman, seharusnya bisa memberi rasa aman. Penduduk Kanada menemukan rasa aman padahal (mungkin) tanpa iman. Tetapi kita merasa tidak aman ditengah orang-orang yang (mengaku) beriman.

Seorang teman bercerita, di Jerman, seorang ibu marah kepada seorang Indonesia yang menyebrang saat lampu penyebrangan masih merah :

“Saya mendidik anak saya bertahun-tahun untuk taat aturan, hari ini Anda menghancurkannya. Anak saya ini melihat Anda melanggar aturan, dan saya khawatir dia akan meniru Anda”.

Mengapa kontradiksi ini terjadi ?

Syaikh Basuni, seorang ulama, pernah berkirim surat kepada Muhamad Rashid Ridha, ulama terkemuka dari Mesir.

Suratnya berisi pertanyaan :

‎لماذا تأخر المسلمون وتقدم غيرهم؟

(Limaadzaa taakhara muslimuuna wataqaddama ghairuhum?)

(“Mengapa muslim terbelakang dan umat yang lain maju?”)

Surat itu dijawab panjang lebar dan dijadikan satu buku dengan judul yang dikutip dari pertanyaan itu. Inti dari jawaban Rasyid Ridha adalah…

Islam mundur karena meninggalkan ajarannya, sementara Barat maju karena meninggalkan ajarannya.

Umat Islam terbelakang karena meninggalkan ajaran ‘iqra’ (membaca) dan cinta ilmu. Sistem pengajaran Islam menjadi dogmatis, apa kata ustadz/ulama menjadi hukum yang harus di ikuti. Tidak kritis dan mendebat ustad/ulama untuk mencari kebenaran. Karena ustadz/ulama juga manusia yang sumber kesalahan. Akibatnya umat Islam sekarang cenderung anti kritik dan siap berperang jika ada yang kritis mempertanyakan sesuatu.

Tidak aneh dengan situasi seperti itu, Indonesia saat ini menempati urutan ke-111 dalam hal tradisi membaca dan mencari ilmu. Ajaran Islam hanya di tekankan pada hafalan dan mendengar semata. Bukan kritis dengan argumentasi serta menjadi paham. Meninggalkan riset yang menjadi fondasi dasar berkembangnya IPTEK dan kemajuan peradaban.

Muslim juga meninggalkan budaya disiplin dan amanah, sehingga tak heran negara-begara Muslim terpuruk di kategori ‘low trust society’ yang masyarakatnya sulit dipercaya dan sulit mempercayai orang lain alias selalu penuh curiga.

Muslim meninggalkan budaya bersih yang menjadi ajaran Islam, karena itu jangan heran jika kita melihat mobil-mobil mewah di kota-kota besar tiba-tiba melempar sampah ke jalan melalui jendela mobilnya.

 

Siapa yang salah ?

Mungkin yang salah yang membuat ‘survey’…??

 

Seandainya keislaman sebuah negara itu diukur dari jumlah jama’ah hajinya, pastilah Indonesia ada di ranking pertama. Andaikan hafalan Al Qur’an yang jadi ukuran, mungkin negara-negara Arab yang akan menempati rangking pertama.

Memang bukan hanya itu parameter ke Islaman ..

Tegakan akhlakhul kharimah. Kepada semua umat manusia.

Peduli dengan memberi rasa asah asih asuh..

Wassalam…

Kesatuan Jiwa

Paket : Edukasi

Tema : Makna Persatuan

Oleh : Eza Azerila

merekatkan-persatuan

Pondok Pancasila – Manusia dikelompokkan dengan kesadarannya bukan dengan merk agamanya. Anda boleh beda agama tapi jika Anda dengan pihak yang berbeda agama sama dalam jiwa ketuhanan, sama dalam karakter kemanusiaan, sama dalam cinta persatuan maka Anda berhimpun bersama mereka.

Anda boleh sama dalam beragama tapi jika Anda berbeda dengan teman seagama dalam jiwa ketuhanan dan semangat membela keadilan, maka Anda berpisah dengan mereka.

Yang adil berhimpun dalam keadilan, meski berbeda dalam keyakinan. Yang zalim berhimpun dengan kezaliman, meskipun berbeda dalam keyakinan.

Perhimpunan dan perpisahan terjadi di ruh bukan di simbol.

Saudi, Israel, USA, UK berbeda dalam ras dan agama tapi mereka disatukan dalam satu semangat penjajahan dan anti-kemanusiaan.

AHIMSA

Paket : Edukasi

Tema : Wawasan Politik

Oleh : Mohammad Subhi Ibrahim

AHIMSA: BATAS TERJAUH DARI KERENDAHAN HATI (Catatan 1 Tahun Lalu)

Catatan di bawah ini adalah sari pati dari bagian akhir buku otobiografi Mahatma Ghandi, An Autobiography Or The Story of My Experiment with Truth (Terj. Indonesia, Mahatma Ghandi: Sebuah Autobiografi, Kisah tentang Eksperimen-Eksperimen Saya terhadap Kebenaran).

Tak ada Tuhan yang lain selain Kebenaran. Satu-satunya cara untuk perwujudan Kebenaran adalah Ahimsa. Segala penjelasan tentang Kebenaran hanyalah secercah kilauan cahaya dari cahaya benderang matahari Kebenaran. Penglihatan yang jelas atas Kebenaran hanya melalui perwujudan Ahimsa.

Untuk bisa melihat Kebenaran, seseorang harus bisa mencintai makhluk terjahat sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Untuk menggapai hal tersebut, seseorang mesti berpartisipasi aktif, tak bisa menghindar dari perjuangan hidup, termasuk berpartisipasi di arena politik.

“Mereka yang mengatakan jika agama tak ada hubungannya dengan politik tak tahu apa arti agama.”

Ahimsa, mewujudkan Kebenaran dalam hidup mensyaratkan ketulusan diri. Tanpa ketulusan diri kepatuhan terhadap hukum Ahimsa adalah mimpi kosong. Tuhan tak akan pernah disadari oleh seseorang yang tak memiliki hati yang tulus. Ketulusan diri berarti ketulusan dalam segala langkah hidup. Ketulusan itu menular. Ketulusan diri seseorang akan menulari orang di sekitarnya. Untuk sampai pada ketulusan sempurna, seseorang harus benar-benar terbebas dari nafsu dalam pikiran, perkataan, dan tindakan.

Dalam konteks ini, pujian duniawi seringkali menyakitkan. Menguasai nafsu tak kasat mata jauh lebih sulit daripada menaklukkan dunia secara fisik dengan senjata. Selama manusia tak memiliki kerelaan, ketulusan diri, maka ia menempatkan diri di bagian terbawah di antara makhluk. Ahimsa adalah batas kerendahan hati yang terjauh. Semoga Tuhan Yang Mahabenar memberkati kita dengan anugerah Ahimsa dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.