Jiwa Universal

Tema : Risalah Persaudaraan Suci

Oleh : Ridhwan Kulainiy
Pondok Pancasila – Ketahuilah bahwa di antara jiwa-jiwa partikular, ada yang mempunyai (atau hanya mendekati) bentuk jiwa universal (shurah al-nafs al-kulliyyah), tergantung penyerapannya pada ilmu, pengetahuan, dan akhlak yang mulia. Semakin banyak penyerapannya, ia semakin utama dan mulia dibanding jenis jiwa yang berada di bawahnya. Seperti jiwa para Nabi.as.
Ketika mereka dengan kemurnian jiwanya menyerap dari jiwa universal, mereka datang membawa kitab-kitab Ilahiah yang berisikan keajaiban ilmu-ilmu yang tersembunyi, makna-makna mendalam, dan rahasia-rahasia yang tersembunyi yang tidak tersentuh kecuali oleh orang-orang yang suci dari watak kotor (‘adnas al-thabi’ah). Kitab-kitab Ilahiah ini juga berisikan syari’ah-syari’ah ilmiah yang bermanfaat bagi semua makhluk dan sunnah-sunnah yang adil dan suci. Karena itu, peliharalah dirimu dari perilaku jiwa-jiwa yang tenggelam dalam lautab materi dan jiwa-jiwa yang menjadi tawanan dunia.
Juga sepertu jiwa-jiwa para filosof (hukama‘) yang menimba ilmu, menampakkan perilaku yang agung, membangun fondasi yang kokoh dan membuat jimat-jimat yang menakjubkan. Juga seperti jiwa-jiwa para peramal peristiwa yang menggunakan isyarat-isyarat ilmu perbintangan dan tanda-tanda zajriyyah (Meta-fisis).
Tentang jiwa-jiwa ini, para filosof (hukama‘) menjelaskan bahwa filsafat sesungguhnya adalah upaya untuk menyerupai Tuhan sesuai dengan kadar kemanusiaan. Terhadap kadar kemanusiaan ini, mereka berkata bahwa di antara ciri akal yang hidup adalah ia dapat menerima bentuk universal. Mengenai bentuk universal ini seorang penyair berkata :
Setiap rangka memiliki bentuk yang buruk

Selain rangka dalam bentuk bintang

Bentuk bintang adalah yang paling sempurna di antara benda-benda

Karena memiliki bentuk yang bisa diindera

Banyak di antara jiwa-jiwa yang sombong mencapai tingkat yang tinggi

Atau menjadi batu para hakkak [1]

Mengenai bentuk universal ini juga, penyair lainnya berkata :
Hanya ada bintang di hadapan kita

Lalu pergi dan tempatnya (ma’ahid [2]) tertutup awan (ruhm[3])

Menjadi roh yang tak terbatas oleh ruang

Dan terbentang tak tercapai angin

Melihat tempat yang tinggi lebih baik di antara tempat yang lain

Dan paling jelas di antara bentuknya, Najm [4] bahagia…
[1] Peramalan terjadinya sesuatu.

[2] Orang yang menggosok emas dan batu permata untuk mengujinya.

[3] Ma’ahid: tempat-tempat. Ruhm: Bentuk jamak dari kata al-‘arham, artinya subut (al-‘akhshab). Maksudnya adalah awan yang menyebabkan kesuburan tanah. Sedangkan kata al-rihmah artinya hujan rintik-rintik yang lama. Bentuk jamak dari kalimat ini adalah riham seperti kata ‘inab atau riham seperti kata jibal.

[4] Nama Seseorang

Nxi

#JiwaUniversal

Partikular Dan Universal

Tema : Risalah Persaudaraan Suci

Bab : Benda-Benda Partikular

Oleh : Ridhwan  Kulainiy

Pondok Pancasila – Di antara benda-benda partikular (juz’iyyah), ada yang mempunyai bentuk universal (as-surah al-kulli). Jika benda-benda partikular ini mempunyai bentuk universal, ia lebih utama dan lebih mulia dari pada benda-benda partikular biasa.
Misalnya potongan tembaga yang dibuat menjadi kapal, astrolab, atau bentuk lingkaran itu lebih mulia, lebih utama dan lebih bagus dari pada yang biasa-biasa saja.
Hukum yang sama juga berlaku pada substansi jiwa. Semua jiwa mempunyai jenis dan substansi yang satu. Perbedaannya terletak pada pengetahuan, akhlak, pandangan dan amalnya. Semua (kualitas jiwa) ini adalah bentuk dari substansi jiwa, substansi jiwa ibarat materi dasarnya. Karena itu, bila jiwa partikular (al-nafs al-juz’iyyah) mempunyai ilmu, ia lebih utama dan lebih mulia dari pada jenis jiwa di bawahnya.
Pada dasarnya, ilmu tidak lain hanyalah bentuk-bentuk pengetahuan yang disimpan jiwa dalam pikirannya. Dengan demikian, substansi jiwa (yang menyimpan bentuk pengetahuan) ini ibarat dasarnya, dan wujud-wujud pengetahuannya ibarat bentuknya.
#Partikular #Universal #PersaudaraanSuci