Tema : Logika Dan Matematika
Oleh : Abrahami (Biiz)
Pondok Pancasila – Bayangkan anda menghadapi sebuah perjalanan di lautan, tiada peta, tiada pengetahuan tentang watak gelombang, tidak ada pengetahuan tentang navigasi baik itu melalui arah bintang atau melalui peralatan modern seperti kompas manual ataupun digital. seseorang yang terjebak dalam kondisi ini pasti seolah sedang melakukan perjudian dengan spekulasi keberhasilan yang tidak dapat diprediksikan, ia harus menguji semua kemungkinan dan merasakan dampak-dampak dari kesalahan pilihan. Perjalanan seperti ini adalah perjalanan yang akan menhadapi banyak persoalan, yang sebagian besar diantaranya tidak dapat diselesaikan.
Bayangkan jika perjalanan di lautan itu adalah asosiasi dari perjalanan hidup manusia dan alam semesta. Jika alam dan kehidupan manusia tidak memiliki pola, maka konsekswensinya segala sesuatu terjadi secara kebetulan, yang artinya kehidupan ini adalah sebuah perjudian. Namun nalar manusia menolak hal ini dengan adanya fakta bahwa kehidupan tersusun dalam sejumlah kejadian yang masing-masing berpusat pada sebuah pola yang sama yang karenanya kita dapat melakukan identifikasi, menetapkan ukurannya kemudian menyesuaikan diri. Dari sini manusia membangun peradaban, menyusun aksara, menyusun simbol bilangan, satuan ukur, pola aksitetur dan mekanika, menyusun tabel prilaku atom, konsumen-produsen, pasar. Membahasnya dalam digit, kurva dan diagram. Ini semua menunjukkan sebuah desain sempurna yang melatari setiap kejadian yang karenanya dapat dianalisa, difahami dan diterapkan ulang. .
Salah satu subjek pembahasan dalam matematika adalah persamaan linier. maksud dari persamaan linier adalah pengujian dengan menggunakan pola atau struktur yang telah mapan. Mungkin ada sesuatu yang masih tersembunyi, menjadi misteri atau belum diketahui secara pasti, nilai, bobot atau bahkan kebenarannya. Namun dengan adanya pola yang tetap dan tidak berubah ini, sesuatu yang menjadi misteri, tersembunyi dibalik labirin yang dalam akan dapat terkuak. Dalam ilmu Logika dikenal sebuah prinsip yang disebut prinsip Kausalitas, bahasa umumnya sebab akibat. Prinsip sebab akibat ini adalah pola umum yang terjadi pada semua hal, ia adalah sebuah pola yang tetap dan tidak akan berubah. Jadi sebenarnya, segala sesuatu didunia yang tampak acak ini, terdapat sebuah pula yang menghubungkan semuanya. Dalam matematika nilai yang tetap dan tidak berubah ini disebut dengan Konstanta. Konstanta inilah yang membentuk pola operasi dari persamaan linier.
Dalam kehidupan sehari hari ada hukum Sebab akibat yang adalah “konstanta”. dan realisasinya pada berbagai prisitiwa adalah “Variabelnya”. Setiap peristiwa sebelum ditemukan solusinya disebut masalah, dan masalah yang hendak ditemukan solusinya disebut dengan Variabel. Misalnya Air mendidih pada 100° C. Kejadian Proses Pemanasan air tersebuat adalah salah satu Variable dan Kausalitas adalah konstantanya, sedang Air dan Api adalah Koefisienya.
Air Mendidih = x (Variabel)
Air dan Api = 2 (Koefisien)
Sebab Akibat = 2 (Konstanta)
100°C = 4 (Hasil)
2x+2 = 4
2x= 4-2
2x= 2
x= 2 :2
x= 1
Kita tidak akan dapat mengetahui nilai dari hubungan api dan air (2) jika Sebab Akibat (Konstanta) tidak ada. Jika Konstanta Tidak ada, maka bagaimana air bisa menjadi mendidih pada 100°C (x atau = Variabel), tetap akan menjadi misteri hingga akhir zaman.
Pola dasar atau konstanta dari Semesta ini adalah hal yang paling dekat dengan kehidupan manusia. Ia adalah Alasan kenapa seorang ibu menyayangi anaknya, seorang ayah mengorbankan kondisi fisiknya demi keluarganya, para tetangga saling menhormati dan tidak saling merampas, guru melayani muridnya, murid mempercayai gurunya dan lain sebagainya. Sebab akibat, Cinta, Belas Kasih, dan Empati inilah konstanta kehidupan itu. Jika ia tidak ada, maka kita tidak akan menemukan jawaban kenapa kehidupan ini terselenggara.
Abrahami